Memahami Hakikat Ilmu

Seorang bhiksu muda bertanya kepada gurunya.

“Guru mengapa aku selalu tidak berhasil memahami hakikat ilmu yang guru telah berikan kepadaku ?”

Gurunya menjawab : “Karena engkau kurang berusaha.”

Murid : “Tapi aku sudah belajar setiap hari, guru.”

Lalu guru itu mengajak muridnya ke tepi sungai di sekitar biara. Dan mereka berjalan-jalan membicarakan tentang kesungguh-sungguhan. Tiba-tiba sang guru mengajak murid itu untuk berhenti sejenak mencuci muka di sungai yang jernih itu. Ketika sang murid sedang menjongkok mencuci muka, sang guru tiba-tiba memegang kepala muridnya, dan menekannya ke dalam air. Murid itu terkejut, meronta dan ingin membebaskan diri. Tetapi tangan gurunya begitu kuat menekan. Dia mulai kesulitan bernafas. Murid itu melawan sekuat tenaga untuk membebaskan dirinya, dan akhirnya sang guru melepaskan tekanannya. Dengan nafas lega tapi terengah-engah … murid itu bertanya dengan kebingungan : “apa maksud guru ?”

Guru itu menjawab : “Muridku, selama engkau hanya belajar untuk kewajibanmu, bekerja untuk rutinitasmu, maka engkau tidak akan pernah memahami hakekat sebuah ilmu. Lihat tadi, ketika engkau berada dalam keadaan berjuang untuk seluruh hidupmu. Maka kekuatanmu meningkat, akalmu mencari cara dan engkau berjuang sepenuh hati. Itu yang aku sebut dengan berusaha sungguh-sungguh. Jadi tanyakanlah apakah engkau selama ini belajar dengan sepenuh hatimu atau karena rutinitas ? Apakah selama ini engkau bekerja seperti akan mati atau hanya sekedar menjalankan kewajiban ? Kalau engkau temukan jawabannya, aku tidak perlu lagi mengajari engkau apa-apa”.

About Lambang MH

Pengamat kehidupan, pengamat kemanusiaan, pengamat spiritual, pengamat teknologi dan pengamat segala macam yang bisa diamati.
This entry was posted in Renungan and tagged . Bookmark the permalink.

4 Responses to Memahami Hakikat Ilmu

  1. kangBoed says:

    Buang ilmumu
    Buang perjalananmu
    Buang amal ibadahmu
    Buang seluruh kepunyaanmu

    Berjalanlah telanjang bulat…widiiiiiiiw sexy nih ye
    langkahkan kakimu dalam kelemahan dan ketakberdayaan
    hingga satu saat kakimu tak mampu melangkah dan menopang badanmu lagi
    jangan terkejut karena muncullah segera Yang Maha Kuat

    hehehehe….. hadiiiiiiiiiiir
    hiiiiiiiii sapa yang hadir ya
    kayak lagi di absen dikelas aja yaaaa
    iiiih ngomongin porno tuh di atas hehehe…

  2. njebluk's says:

    melu mlaku ah………
    ono sing sexy………..

  3. Lambang says:

    @Kang Boed:
    Berjalanlah telanjang bulat….
    Di rumah apa di pasar kang? Kalau di pasar lha ndarani wong edan…. 🙂

  4. kangBoed says:

    Hmmmm……..

    Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ha
    Tertawa aku terbahak bahak melihat sang diri ini
    Sungguh sudah lama aku merindukan kelepasan itu
    Baru kusadari di saat aku se dewasa ini

    Ternyata dalam kedewasaanku aku telah tertipu
    Kedewasaanku yang membuatku kehilangan sebagian hidup ku
    Hidupku di masa yang lalu masa yang kecil
    Masa kecil sungguh indah dan riang gembiranya

    Lepas
    Bebas
    Hidup
    Tiada beban

    Menangis mengerang sedih tak tertahankan
    Tertawa terbahak bahak sampai perut ini sakit dibuatnya
    Bercanda tanpa khawatir bersinggungan
    Keriangan yang tak tergambarkan

    OOOOOooooooo
    Saat ini saat dewasa ku hidup dalam kepalsuan
    Tersenyum simpul dipaksakan hanya untuk kepalsuan
    Benar… benar semua sudah palsu

    Ketulusan
    Kepolosan
    Keluguan
    Hilang sudah tertelan kepalsuan

    Sampai suatu saat kebertemu Engkau dalam kekosongan
    Kuraih kembali diriku yang telah lama hilang tanpa kusadari
    Kepolosan, ketulusan, keluguan kembalilah engkau padaku
    Hanya untuk membuat hidup ku lebih hiduuuuuup

    Akhirnya dalam kekosongan ada kepolosan
    dalam penghambaan ada keluguan
    dan dalam kasih sayang kutemukan ketulusan
    Sungguh menjadi hidup dan lebih hiduuuuuuuuuup

    Salam Sejati

Comments are closed.