Akankah Indonesia menjadi negara Islam ?

Ditulis pada oleh Abu Ja’far Al Atsary. Artikel lengkap lihat disini.

Orang yang menolak Indonesia dijadikan negara islam hanya ada 3 kemungkinan, kemungkinan pertama karena dia bodoh (jahil) sehingga tidak tahu bahwa berhukum dengan hukum islam itu wajib, dan menjalankan syariat islam dalam seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara adalah wajib. Kemungkinan kedua adalah karena dia kafir, jadi dia menolak syariat islam dan menganggap hukum buatan manusia lebih baik dari hukum islam, dia menganggap tidak wajib berhukum dengan al Quran & hadits, dan ini adalah kekafiran. Kemungkinan ketiga yaitu dia menolak penerapan hukum islam karena hawa nafsunya, sementara hatinya mengakui bahwa sebenarnya manusia wajib berhukum dengan hukum islam.

Apakah para anggota DPR yang menolak penegakan syariat islam di indonesia itu kafir?

Waduh, kalau membayangkan hukum syari’at Islam ini diberlakukan di Indonesia, di jalan-jalan kita pasti akan sering ketemu dengan orang orang yang buntung tangannya. Atau orang yang buta karena dicungkil matanya seperti hukum di Iran. Atau bakalan ada lapangan untuk hukum lempar batu sampai mati.

Ya Allah, apakah perlu hukuman-hukuman sadis itu ? Astaghfirullah hal adhiem 100x.

About Lambang MH

Pengamat kehidupan, pengamat kemanusiaan, pengamat spiritual, pengamat teknologi dan pengamat segala macam yang bisa diamati.
This entry was posted in Syari'at and tagged , . Bookmark the permalink.

20 Responses to Akankah Indonesia menjadi negara Islam ?

  1. Huaaaaaaaaaaaaaaaakss…..

    Kang Lambang,
    Sampeyan bisa saja dapet artikel PROVOKASI penuh DOKTRINASI seperti ini seh…???.

    Maklum saja si penulis noh dilihat dari Namanya saja sudah BUKAN Orang lokal Indonesia. Jadi lumrah saja, logis saja, wajar saja klu dia menjustifikasi seseorang yang gak sepaham dengan KONSEPnya digolongkan dalam 3 hal tersebut. Kita maklumin saja Darah Warisan Timur Tengah khususnya NGARAB emang mengalir watak JAHILIYAH…yang gemar BRONTOYUDO. Kita bisa lihat dalam sejarah dalam perkambangannya pengenalan AGAMA selalu saja diwarnai dengan PERTUMPAHAN DARAH…adanya 4 MADZAB yg saling bertikai telah mengorbankan JUTAAN JIWA melayang sia-sia…hanya karena perbedaan FAHAM dan KEYAKINAN.

    Agama dengan NAMA Islam yang berawal dari jajirah NGARAB yang digelontorkan Muhammad bin Abdullah juga telah banyak PERTUMPAHAN DARAH mengalir. Pada prinsipnya perkembangan AGAMA selalu saja ERAT KAITANNYA dengan KULTUR BUDAYA setempat.

    Permasalahan ada segelintir, sekelompok, segolongan orang yang mau menerapkan SYARIAT ISLAM di Bumi Nuswantoro ini…COBA SAJA…BUKAN KEDAMAIAN, KEHARMONISAN, KEBAJIKAN yang di UNDHUH…melainkan BENCANA KEMANUSIAAN yang padti adanya.

    Biarlah saya termasuk dalam 3 kriteria tersebut di atas ( BODOH, KAFIR dan HAWA NAFSU )…toh penilaian dari Abu Ja’far Al Atsary tersebut datangnya bukan dari TUHAN saya yang RAHMAN dan RAHIM…
    heeeeeeeee….EGP.

    Emang Abu Ja’far Al Atsary telah memegang mandat dari Tuhan Pencipta Langit dan Bumi untuk MENGISLAMKAN manusia Indonesia…???.
    Kita mesti harus bisa membedakan ISLAM sebagai NAMA AGAMA dan ISLAM sebagai bentuk AJARAN KESELAMATAN agar seluruh manusia berlomba-lomba untuk berbuat BAIK dan penuh KEBAJIKAN tethadap sesama makhluk.

    Lebih penting mana melaksanakan HUKUM POTONG TANGAN, RAJAM bagi Maling Ataukah menciptakan KEADILAN EKONOMI, PEMENUHAN HAJAD HIDUP orang banyak khususnya bagi kalangan MISKIN…???

    DAMAI DIHATI…DAMAI DIBUMI…

    Salam…Salim…Rahayu…

  2. Lambang says:

    Kang Gundul, apa kabar?
    Udah lama menghilang dari peredaran.

    Pernah saya dapat satu quote yang cukup bagus, lupa siapa yang nulis:

    Janganlah engkau mengatakan telah menemukan kebenaran,
    Tapi katakanlah bahwa engkau telah menemukan satu kebenaran

    Menalar agama maupun menalar Tuhan memang harus dengan kesadaran tinggi. Kesadaran fisik dan mental secara bersamaan. Sebagian orang mengatakan harus menggunakan hati, jangan menggunakan akal fikir. Sebagian lagi mengatakan harus menggunakan otak kiri dan kanan secara bersamaan. Beda istilah tapi tujuannya sama. Kalau penalaran dilakukan hanya berdasarkan dogma yang diterima dari wejangan guru atau tafsiran kitab suci, ya hasilnya begitulah. Menyedihkan.
    Yang penting adalah bagaimana agar diri ini bermanfaat bagi orang lain, dan selanjutnya bermanfaat untuk diri sendiri. Ngga’ boleh dibalik, karena akan memunculkan ego yang berlebih.

    Salam.

  3. wawansyah17 says:

    Di Indonesia belun saatnya menerapkan hukum Syari’at Islam, karena masih campuraduk pemahaman Islamnya. Yg penting situasai keberagamaan kondusif dan aman.

    Wassalam…

  4. wawansyah17 says:

    Tapi kan hampir 90% menganut agama Islam, aneh juga ya Syari’at Islam tidak bisa ditegakkan??? :mrgreen:

  5. Lambang says:

    Keknya saya kurang cocok kalau Syari’at Islam ditegakkan di Indonesia. Kalau jaman Jahilliyah dulu mungkin masih cocok karena masih belum ada KomNasHAM.

    Lagian kalau dikaji, hukum Syari’at Islam itu bisa tidak adil dan terlalu berlebihan. Misalnya orang mencuri dana Jamsostek 100 milyar dan orang mencuri sandal hukumannya sama, yaitu potong tangan. Tentunya ini akan dirasakan tidak adil dan berlebihan bagi si pencuri sandal.

    • umiaceh says:

      syariat Islam mungkin cocok diterapkan di bulan saja ya,, karena di sana tidak manusia

    • umiaceh says:

      sepertinya Tuhan juga hanya cocok dengan jaman jahiliyah saja? sepertinya Tuhan dulu belum tahu kalau dimasa depan (sekarang) akan muncul komnas-Ham?

  6. wawansyah17 says:

    KomNasHAM memang cocok dinegara Sekuler yg nota bene berasal dari pemahaman Barat dgn dalih Demokrasi.

    Belum tentu yg korusi 100 M dan mencuri sandal dihukumnya sama, itu hanya perkiraan anda saja.

    Wassalam…

  7. Lambang says:

    Hehehe…
    Sebetulnya bukan masalah sandal atau 100 milyarnya mas. Perbandingannya boleh saja diubah jadi 10 milyar vs 100 milyar.
    Masalahnya potong tangan itu bersifat final. Kalau hukuman kurungan kan masih bisa dibatalkan atau dikurangi. Kalau sudah potong tangan… habislah sudah…

    Salam.

    • umiaceh says:

      iya.
      sekarang, yang mencuri sandal sudah pasti akan dihukum karen tak punya uang buat bayar pengacara.
      yang curi uang 10 milyar lebih mudah untuk bebas dengan bantuan pangacara + mafia peradilan.

  8. wawansyah17 says:

    Pada prinsipnya hukum Islam menimbulkan efek jera kepada pelakunya dgn syarat telah berlakunya syariat Islam secara menyeluruh (kaffah).

    Wassalam…

  9. Iqbal says:

    وَمَن لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُوْنَ
    “Barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah maka mereka itulah orang-orang yang kafir.” (Al-Maidah: 44)

  10. Lambang says:

    Siiiip…. Mantabs….

  11. Apa dulu artinya negara islam?????
    Apakah yg penting pemenuhan kebutuhan manusia atau apa??? negara Islam tanda petik apa tanda seru??
    Mending dinamakan kota ,negara, atau kampung setan, tapi isinya sejuk, dan damai; daripada dinamakan islammabad, darul islam,atau qurya tul islam, tapi isinya mesiu dan kelaparan!

    • umiaceh says:

      Indonesia sekarang memang sejuk dan damai, bagi kita. (orang-orang yang tidak sengaja telah beruntung)

  12. Lambang says:

    Nah, yang ini juga siiip…. Mantabs….

  13. ahmed shahi kusuma says:

    mas lambang, nih yg punya blog ini ya?? kalau ya boleh blog ini tak pasang di blog roll saya???
    Untuk menambah khazanah di blog saya. Jujur, karena saya anak sarungan dan kitab kuning, maka saya juga bagian orang yg cemas dengan kebangkitan ide2 negara Islam yg ahistoris, bigot dan main halal darah itu!
    Tapi tu juga fenomena yg menggeliat juga di kalangan injili Boss!
    la apakah abangan tidak punya hak juga????
    Orang2 sarungan akan menjadi korban dari kaum absurd ideologi Negara islam yg tidak islami itu!

    • Lambang says:

      Silahkan mas, kletannya saya cocok dengan sudut pandang Anda itu (yang terkesan pendobrak kali ya). Saya juga males debat dengan kaum fundamentalis yang selalu menggunakan ayat untuk pembenaran dalil, tanpa mau sedikit merenung dan memahami.

      Saya sudah pasang di blogroll juga mas. 🙂

      Salam.

      • umiaceh says:

        anda bilang “…tanpa sedikit merenung dan memahami” kok tahu? apakah anda sudah banyak paham dan sudah merenung lebih banyak lagi?

  14. umiaceh says:

    ayo kita lebih terbuka dengan segala pendapat, lebih menghargai TINGKAT pemahaman (pengetahuan) yang masih berbeda.
    tentang syariat Islam, ada sebagian yang hanya tau tentang potong tangan. ada sebagian yang hanya tau tentang wajibnya menutup aurot (baik pria maupun wanita). ada yang agak paham tentang keadilan sistem ekonomi Islam. ada yang hanya tau rukun Iman dan Rukun Islam saja.
    ada yang hanya baca sejarah yang berdarah-darah, siapapun penulisnya.

    ayo kita belajar dan memahami lebih banyak dan lebih dalam

Comments are closed.