Dewasa ini pula banyak perilaku para pemeluk agama yang telah menyimpang jauh dari esensi ajaran agama itu sendiri. Akibatnya, agama menjelma menjadi sosok yang seram dan menakutkan. Padahal, esensi ajaran agama adalah cinta dan kasih sayang. Saat ini kita tidak hidup di zaman perang dengan senjata sebagai alat utama. Kita sekarang berpijak di era keterbukaan dan demokrasi. Seharusnya, yang tampak adalah sikap saling membantu dan menebar kedamaian.
Akan tetapi, pusparagam ironi ternyata menguntit perjalanan kehidupan kita. Betapa tidak, agama acapkali dijadikan dalih dan legitimasi melakukan teror, intervensi, dan pembunuhan. Tidak pelak, kondisi ini membuat kita sering merasa tidak aman, meskipun di rumah sendiri. Fenomena yang demikian memprihatinkan membuat Karen Armstrong, melalui salah satu buku terakhirnya, The Great Transformation: The World in the Time of Buddha, Socrates, Confusius and Jeremiah, mencoba ikut menawarkan jalan tengah.
Menurut Karen Armstrong, seorang ahli agama-agama dan yang telah menulis buku-buku monumental tentang agama, seperti Holy War: The Crussade and Their Impact on Todays World (1988); A History of God: The 4000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam (1993); dan The Battle for God: A History of Fundamentalism (2000), kita harus belajar kepada orang-orang, yang oleh filsuf Karl Jaspers disebut Zaman Aksial. Zaman ini berkisar antara tahun 900-200 SM. Orang-orang zaman ini telah menampilkan keagungan dan keberadaban tingkat tinggi. Konfusianisme dan Taoisme di Cina; Hinduisme dan Buddhisme di India; monoteisme di Israel; dan rasionalisme filosofis di Yunani hidup pada Zaman Aksial ini.
Masa ini merupakan periodenya Buddha, Sokrates, Konfusius, Yeremia, mistikus Upanishad, Mensius, dan Euripides. Selama periode kreativitas yang kental ini, para genius dan filosofis memelopori jenis pengalaman kemanusiaan yang sama sekali baru. Keselarasan dan keseimbangan menyublim dalam sanubari orang-orang zaman ini. Jika ditanyakan kepada sang Buddha atau Konfusius, misalnya, apakah mereka percaya Tuhan. Mereka, barangkali, hanya ada yang bertanya kepada Amos atau Yehezikel, apakah mereka seorang monoteis, yang percaya hanya pada satu Tuhan? Mereka mungkin akan sama bingungnya. Monoteisme bukan akar persoalannya.
Menurut Karen pula, yang terpenting bukanlah apa yang kita percayai, melainkan bagaimana kita berperilaku. Agama adalah soal melakukan hal-hal yang mengubah kita pada tingkatan yang sangat mendasar. Demikian salah satu dari ajaran pada Zaman Aksial.
Ritual-ritual keagamaan yang sering kita lakukan akan tidak bernilai apabila dalam keseharian kita mudah berkata kasar; menyakiti orang lain, dan membuat hidup orang lain tidak tenang, menderita. Untuk itu, sebagaimana yang dilakukan para bijak bestari pada Zaman Aksial, kita perlu mengubah ritual tersebut dengan memberinya arti penting etis yang baru; dengan meletakkan moralitas di jantung spiritualitas.
Satu-satunya jalan untuk berjumpa dengan apa yang disebut “Tuhan”, “Nirwana”, “Brahman”, atau “Jalan” adalah dengan hidup berbela rasa. Oleh karena agama adalah berbela rasa (baca: cinta). Dengan saling berbela rasa, tiada akan diketemukan saling menyakiti. Sebaliknya, yang menyeruak adalah semangat persaudaraan dan perdamaian.
Berdiam di masjid atau gereja, misalnya, dan acuh dengan lingkungan masyarakat, kerap mewarnai kedirian kita. Kita perlu belajar pada Konfusius. Ia bukanlah seorang zuhud penyendiri, melainkan seorang yang nyaman “di dunia”, yang menikmati anggur yang baik, makan malam yang lezat, lagu, kelakar, dan juga percakapan yang riuh. Dia tidak mengunci dirinya jauh di dalam sebuah menara gading, tetapi selalu mengembangkan wawasannya dalam percakapan dengan orang.
Revolusi diri mutlak kita lakukan. Kita diajak untuk saling mencintai. Rabbi Yahudi, Akiba, yang terbunuh oleh Romawi pada 132 M, mengajarkan bahwa perintah, “Cintailah tetanggamu seperti kau mencintai dirimu sendiri” merupakan “prinsip utama Taurat”. Menanamkan dalam jiwa semangat bela rasa akan mereduksi egoisme yang selama ini memorak-porandakan kemanusiaan kita.
Lantas apa yang seharusnya kita lakukan? Para guru bijak Zaman Aksial memberi kita dua nasihat. Pertama, mesti ada kritik-diri. Alih-alih sekadar menyalahkan “sisi yang lain”, kita mesti memeriksa diri-sendiri. Kedua, kita harus mengikuti teladan guru bijak Zaman Aksial, dengan melakukan tindakan praktis dan efektif.
Daripada saling menyalahkan atas kerusakan dan kehancuran yang terjadi sekarang, paling bajik dan bijak adalah melakukan permenungan-pribadi, kemudian melakukan revolusi, mulai dari diri sendiri. Kita perlu melakukan koreksi terhadap pola pikir dan pola sikap kita selama ini, bahkan terhadap ritual kita.
Dalam perkembangan agama dewasa ini, banyak kita jumpai ritual-ritual yang justru merupakan pelampiasan, tidak ada spirit di dalamnya. Amalan-amalan agama menjadi profan, kosong. Banyak ritual yang kita lakukan selama ini hanya merupakan liturgi seremonial belaka. Perilaku-perilaku kita sarat dengan plagiasi, parokial, dan berlumur emosi-negatif, tanpa ada penghayatan.
Di samping itu, yang bisa kita lakukan adalah dengan menggalakkan dialog-dialog keagamaan, yang tidak hanya di kalangan elite atau pemuka agama saja, melainkan juga di daerah-daerah pelosok, daerah akar rumput, serta memperkaya bacaan kita. Para pelaku kejahatan yang berkedok agama adalah mereka yang hanya membaca dengan satu sudut pandang, dengan kaca mata kuda. Akibatnya, struktur pemikirannya tidak siap menerima perbedaan.
Bertalam hikmah akan bisa kita rengkuh dengan berbela rasa. Bela rasa harus mengejawantah dalam diri kita. Berabad-abad perkembangan institusional, politis, dan intelektual, cenderung mengaburkan pentingnya bela rasa dalam agama.
Para pemeluk agama yang mendominasi wacana publik seringkali mengekspresikan egoisme yang melembaga: agamaku lebih baik daripada agama kalian! Seperti dicatat oleh Zhuangzi, begitu orang menginjeksikan diri mereka ke dalam keyakinan, mereka menjadi suka bertengkar, suka mencampuri urusan orang lain bahkan berperilaku kejam.
Berbela rasa akan membentuk sentrum pembentukan kesadaran (centers of rational thought) dalam diri kita. Pada titik ini, kita tidak akan menampilkan diri dengan wujud menakutkan. Akan tetapi, menampilkan perilaku yang menjunjung tinggi kebersamaan dan menenangkan.
Telah kita saksikan penderitaan berkepanjangan mengguncang teologi rasionalistik yang rapi. Tragedi Auschwitz, Bosnia, dan juga penghancuran World Trade Center, menyingkap-jelaskan kekelaman hati manusia. Saat ini kita hidup di sebuah dunia tragis, yang seperti yang diketahui orang-orang Yunani, tak memiliki satu jawaban sederhana.
Untuk selanjutnya, mengaca kepada kepada para bijak bestari Zaman Aksial, kita bisa memilah apa yang seharusnya dilakukan. Perubahan merupakan suatu kemendesakan. Kita harus melakukan transfigurasi menuju manusia yang senantiasa menekankan kasih sayang, cinta atau bela rasa. Kita harus berubah. Kita perlu, sebagaimana disarankan Mensius, pergi mencari hati yang hilang. Bela rasa bisa menjadi titik tolak perubahan tersebut agar konformitas kehidupan ini selalu lestari.
======================
Referensi:
- Pendidikan Berbasis Cinta, Asef Umar Fakhruddin, UIN Sunan Kalijaga, 2007, PDF
- Sejarah Tuhan, Karen Armstrong, Penerbit Mizan, 1993, PDF
- The Great Transformation – The World in the time of Buddha, Socrates, Confucius and Jeremiah, Karen Armstrong, Atlantic Books, 2006, PDF synopsis
Daftar istilah:
- Budaya parokial : Budaya parokial yaitu budaya politik yang terbatas pada wilayah tertentu bahkan masyarakat belum memiliki kesadaran berpolitik, sekalipun ada menyerahkannya kepada pemimpin lokal seperti suku.
- Zaman Aksial : zaman dimana muncul revolusi dalam pemikiran hampir secara bersamaan di China, India dan dunia Barat (search Wikipedia here)
- Liturgi seremonial : ritual keagamaan yang dilakukan secara bersama-sama
- Profan : ruang dan waktu yang labil, selalu berubah-ubah
keinget petuah salah seorang guru ^^
Nak, agama itu hendaknya jadi laku, bukan hanya ilmu, apalagi hanya jadi tools
pertamaaaaaaaaaaaaaaxxxxxzzzzzzz
waaaaaakakaakakakakakakakakak
kalakuan si ucing garong hahahahaha
Pertamaaaaaaaa…xxxxx
Kok ada kucing garong
hehehe nyanyian si ucing garong tea
Bener mbak, agama jangan hanya jadi literatur yang dipajang di rak buku atau ayatnya hanya jadi luncuran kata untuk menyalahkan orang lain. Agama harus dijalankan dengan menggunakan akal.
akhirnya dengan senang hati.. berteriaaaaak..
kelimaaaaaaaaaaaaaxxxxxxxzzzzzzzzzzzz
hahaahahahahaha
dasar jin botoooool hejooooooooooo
kalau menurut orang jawa “agomo ageming aji”….
Sambil bersenandung lagu alm. Gombloh (Hong Wilaheng) :
mingkar mingkuring angkoro
akarono karnan mardi siwi
sinawung resmining kidung
sinubo sinukarto
aduh gusti, pakertining ngilmu
ingkang tumrap ning ngalam dunyo
agomo ageming aji
sopo entuk wahyuning Allah
gyoh dumilah mangulah ngilmu bangkit
bangkit mikat reh mangukut
kukutaning jiwanggo
yen mangkono, keno sinebut wong sepuh
liring sepuh, sepi howo … awas loro ning atunggil
hong wilaheng sekareng bawono langgeng … sekar mayang
hong wilaheng sekareng bawono langgeng … sekar kajang
hong wilaheng sekareng bawono
hong wilaheng sekareng bawono
waaaakaaakakakakakakak.. yoyoyoyo.. mBah Lambang..
*duduk pojokan*
*dengerin si mBah*
hahaha..
kalau kata si mBah saya dari sunda :
…..RELIGION IS THE WAY OF LIFE…..
kitu ceuk si aki teeeeh
sejujurnya agama itu bukan untuk tujuan tunjuk kiri kanan keluar diri.. melainkan untuk bebenah diri menata diri meraih Cinta Illahi
salam sayang
Ehm….dengan sejujurnya…..:):)
.. Raih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang ..
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Hehehe… botol hejo kalakuanna…. nyepam mulu…. 😀 😀
waaaaakaaaakakaakakakaakakak..
itulah persahabataaaaaaaaann..
tertawalah sebelum tertawa itu di larang
mari goyaaaaang duyuuu.. mari goyaaaang duyuuu
salam sayang my brathaaaaaaarrrrrrrrr
liat keatas…^^…ati2 kang lambang…ijo2 dah mulai gentayangan…….hiiiiii aatuuuuttt…
weeeekekekkekekekekekekekekeek..
atuuuuuuuuuuuuuuutttttt
kabuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrr
Romadhan menggetarkan Jiwa2 yang Haus akan Cinta Kasih Allah, sementara Kasih Sayang Allah tiada terbatas. Semoga Menjadi Berkah untuk Semua Saudara2ku Wabil Khusus MAS Lambang yang saya Hormati dan Kasihi.
MOHON MA’AF LAHIR & BATHIN DARI KALIAN SEMUANYA…..semoga terbuka untukku sekeluarga.
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Assalamualaikum wr.wb.
Selamat datang dlm penerbangan RAMADHAN AIR tujuan Bandara Internasional IDUL FITRI dgn nomor penerbangan 1430 H dengan ketinggian 2009 M dari permukaan laut,
Tidak lama lagi kita akan menempuh penerbangan yg berjarak tempuh 30 hari & akan memasuki wilayah PUASA.
Mari tegakkan kursi IMAN serta sandaran TAQWA.
Bila terjadi guncangan dlm perjalanan, pasang selalu sabuk ZIKIR, TAHAJUD & SEDEKAH JARIAH.
Pilot anda…AL ISLAM dan Copilot ALQURANUL KARIM Bersama Pramugari Rahmah, Maghfirah dan Jannah.
Kami selalu berharap dpt menerbangkan anda kembali menuju negeri JANNATUN NAIM pd kesempatan berikutnya. ALLAHUAKBAR…! Mohon maaf lahir dan batin.
Dangstars sakulawargi
Pertamaaaaaaxxxx
Di balik selubung iman hanya ada sinar kesatuan antara manusia dng Tuhan dan sesama.Hanya inilah bukti iman yg benar.Dalam situasi keragaman hidup beragama,bukti iman harus bisa diwujudkan secara konkret dalam sikap membuka diri,menghilangkan sekat2 dan menghindarkan diri dari kekerasan.MAMPUKAH KITA BERJUANG UNTUK HAL PENTING INI ????
salam rahayu.
Terima kasih YangKung atas ajakannya.
Salam Persahabatan.
Para Sahabat mari kita gunakan momentum PUASA RAMADHAN ini untuk mempersatukan RASA.. membentuk satu keluarga besar dalam persaudaraan ber dasarkan CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG.. menghampiri DIA.. menjadikan ALLAH sebagai SANG MAHA RAJA dalam diri.. menata diri.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang.. menemukan Jati Diri Manusia untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa… ^_^
@m4stono, bener tuh kang botol idjo udah mulai nyepam, menebarkan cinta damai dan kasih sayang
@Lambang, hihihi…aku ndak ngerti boso jowo mas
tapi dndak popo, hatur nuhun
maaf ya kang, baru dibalas komeng2x, soale dari blogwalking kerumah teman2 nyang laen.
Kalo kita sama2 menebarkan cinta seperti zaman aksial, bahkan yahudi, amerika rusia dan yang lain akan hidup damai. One Earth, One United world under God. makasih kopi hangatnya
hatur tengkiu udah sering nongkrong di rumah aye,
ditunggu kangen2annya ama Diajeng Putri nya, ntar tak suguhin kopi hangat
wassalam, Alias Olaf Adler
gambar2nya keren, jadi inget ama kang dede kusn dede dukun, kemana ya, kok ga pernah online lagi, apa diusir satpam saykoji tuh…
ass..
salam kenal dn hangat dari http://batjoe wordpress.com.
beradasarkan pelajaran yang didapat dari botol ijo bahwa CINTA harus terus dijaga agar tidak keluar kiri dan keluar kanan..
dan bener mas yang sekarang terjadi emang duniawi banget sedikit2 tersinggung, marah trus bales dendam deh.
sekali lagi salam kenal dan hangat dari kami,
wassalam
artikelnya mas menarik sekali ….
enak dibaca dan wawasannya sangat luas banget
yayaya.. sapa dong yang nulis..
wiiih gambarnya muaaanteep…kek asap2 yg gimana gitu spt dalemnya botol ijo….hiiiii…kangboed ntar botolnya jgn dibukaaa yaaa…hiiiii…aaatttuuut
Hihihi… seperti yang ada dalam
kolorbotol ijo… 😆waaaaaaaakakakakaakakakkak
salam sayang my brathaaaaaaaaarrrrrrrrr
kalo kangboed keluar dari botol, minta tiga permintaan ah, hayo siapa mo dibagi…..
hayooooooo mau minta apaaaaaaa
permintaan pertama siaaaaaaaaap komandan saya tunggu di Bandung
permintaan kedua malam ini lewat tenbgah malam akan di buka sesuai permintaan tuanku
hahahaha
salam sayang my brathaaaar
Belajar dari sejarah ya ceritanya…
Asyiik juga.
Salam takzim.
yayaya kita sama sama belajarrrrrrrrr
Saya jadi teringat salah satu kritik dari seorang atheis : Jika kamu berjumpa dengan sekelompok manusia yang baru saja melakukan ritual keagamaan , apakah kamu merasa aman atau justru merasa tidak aman ? Selain faktor GR memang ada, saya rasa memang ada juga perilaku keagamaan yang malah menakut-nakuti orang lain.
waaaaaaaakaakaakakkaakkakaakk
mari kita gunakan momentum PUASA RAMADHAN ini untuk mempersatukan RASA.. membentuk satu keluarga besar dalam persaudaraan ber dasarkan CINTA DAMAI DAN KASIH SAYANG.. menghampiri DIA.. menjadikan ALLAH sebagai SANG MAHA RAJA dalam diri.. menata diri.. meraih Fitrah Diri dalam Jiwa Tenang.. menemukan Jati Diri Manusia untuk Mengembalikan Jati Diri Bangsa
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
dikenalkan sama KangBoed, numpang belajar Kang. Salam kenal dulu. Trims.
Salam kenal Kang Yayat,
Entar saya mau tanya-tanya lewat email ah, tentang pesen domain lewat mana, hosting dimana, berapa harganya dan gimana setting CPanel-nya untuk main hosting.
Hihihi… baru kenal udah banyak nanya yah… terlaaaaluuu…
😆 😆
Salam Persahabatan.
boleh silahkan mau apa saja buat mas lambang pasti saya kasih
hehehehe udah yaaaaaaa hahahahahaahaha..
wah rame ada botol ijo dan orang hitam putih…
ketawa terus botol ijonya wah maaf lho mas aku tadi slah bales koment saya kita mas lambang yang temannya sakit ternyata salah
biasa mas udah pikun hehehehhe
pa kabar mas dan salam sayang buat temen2 disini..
tinggal di jogja mas?
salam dari botol konengnya
Kabar baik-baik saja mas.
Salam sayang kembali. Saya ada di Jakarta.
iya mas kalau saya di Bandung.. kapan mas Batjoe ke bandung lagi.. wah mas lambang malah belum yaaa
Mas Lambang kalau komeng pake dot com emailnya pake yang mana sama botolnya jangan lupa pindahin yaaa hahahahahahaahaa.. maaf ngerjain terusss.. pokoknya sampai bandung saya traktir
teeeesssssssstttttttttttttt
Nah, tuh udah keluar gravatarnya….
Botol Chen-Lung, pendekar mabok….
Hayoooo mabok lagi….
test
Lah belum bisa di-test, wong password-nya ngga tahu…
masih teteeeeeep sama biar si mbah bisa buka hehehehe
paswordnya samaaaaaaaaaaa
engga ada yang harus dirubah yang tahu saya sama mas lambang aja 😆
atuh kang botolna sakantenan sareng jin na ulah botol na wungkul 😆
eta di luhur anakna
he em, jadi takut beragama ya klo kayak gitu, tapi ya harus punya agama, masak ndak punya kepercayaa…..ya moga agama kita ndak di jadikan seperti itu lagi, moga mereka pada sadar, ndak ada teroris2 lagi deh ya….
kenali dan kunjungi objek wisata di pandeglang
hehehe susaaaaaaaaaah sudah kehendakNYA maka bagi yang mengerti mereka berlari menata diri menghampiri DIA
salam sayang
Jangan takut, agama ngga buat nakut-nakuti koq.
Yang salah kan cuma pengikutnya. Agamanya mah bener-bener aja.
Assalamu’alaikum,
Salam kenal Mas Lambang… semoga berkenan silaturahim ke tempat saya.
(Dewi Yana)
salam kenal kembali.. segera meluncur ke TKP
salam sayang
*responder*
salam kenal..
salam kenal kembali
*responderr*
Salam kenal kembali.
Udah keduluan sama asisten saya tuh…
Kang Lambang,
Ndeleng Judhule ” Agama dan Perilaku “.
Pancene kudu GATHUK~MATHUK dadi LAKU. Agama itu PRANATAN KAHANAN supyo Manungso padho Toto, Titi, Nastiti, Ngati-ati agar tercipta kondisi yang Tentrem, Kerto Raharjo.
Namun belakangan ini AGAMA sudah tidak lagi memberikan jalan KEDAMAIAN bagi para pemeluknya, lantaran AGAMA telah berubah fungsi menjadi KELEMBAGAAN KEYAKINAN untuk MENGGERUS KEYAKINAN kelompok, golongan lain.
Wes…kito kudu selalu ELING lan Waspodho.
Muaaaaaaaaaaannnntep tenan iki wes JOS GANDHOS.
hehehehe sejujurnya :
ketuhanan tanpa TUHAN
kemanusiaan tanpa MANUSIAWI
jadinya koyo opoooooooooo ooooooooo
salam sayang
Sepertinya sudah waktunya untuk melakukan re-engineering dalam bidang da’wah…. *halah*
hehehe enda boleh nulis serius malah ditangkep ya
hehehe lucu nulis beneran di tangkep nulis spam lolos mulu hahaha
WAAAKAKAKAKAK BENER BENER LUCU SAMPAI SAKIT PERUT
KOMENG NYANG DI SPAM KELUARIN MAS
hehehehe
test
manstaaaaaaaaaaaaaaabs
Dah beres dua-duanya. Pakai botol kuning. Yang dot com besok yah.
I love you my brathar… udah ngantuk……
hehehe bagus mas hahaha
halo met malem, salam kenal dari blogger solo jangan lupa mampir kerumahku ya
Agama dan Perilaku..,
Agama Perilaku atau Perilaku Agama
Kerinduan kpd Axial-Age…
Agama dan Perdagangan..,
Agama Dagang atau Dagang Agama
Ini sejarah Silk-Road…
Agama dan Penjajahan..,
Ini sejarah Renaisance pd abad 15/16
Merebaknya Penjajahan didunia…
Konon sejak 1970an muncul New-Age..,
http://en.wikipedia.org/wiki/New_Age
Ceritanya ada kesamaan dg Axial-Age…
Tapi gegap-gempita yang sampai diNKRI… kok… TERORISME MULTI DIMENSI
Perilaku Agama apa ini..?!?
Mohon maaf mas Lambang
Saya numpang titip tambahan renungan
Matur nuwun
Benar mas, memang paham Axial Age memiliki kesamaan dengan New Age. Menurut saya, ini juga ada kemiripan dengan paham kejawen, yaitu kembali ke fitrah, kembali ke pemahaman leluhur, mengaji diri dan sejenisnya.
Rasanya ini bisa terjadi karena ada pertentangan batin terhadap dogma dan ritual agama yang selama ini dihayati.
Mungkin sang pelaku merasa kurang sreg dengan beberapa ayat dari kitab sucinya. Mungkin juga sang pelaku merasa telah menemukan petunjuk dan jalan lain yang lebih sreg. Bisa juga sang pelaku merasa level-spiritualnya tidak akan meningkat kalau hanya mengikuti jalan yang ada.
Mengingat bahwa ada hadist tentang pelacur yang masuk surga karena memberi minum anjing (HR Bukhari & Muslim) dan ada hadist tentang tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar biji zarrah kesombongan (HR Muslim), tentunya akan sulit sekali bagi kita untuk menentukan mana batas aman untuk semua ritual keagamaan.
Jadi apapun jalan yang ditempuh, kalau rahmat dan hidayah Allah sudah turun, pasti semuanya menjadi terang benderang.
Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.
Salam Persahabatan.
@ mbang
Sebelumnya gue minta maap dulu hehe dan met puasa ya
Komentnya ntar
Salam
Sama-sama mas Filar Biru.
Mohon maaf lahir dan bathin dan selamat berpuasa.
Salam Persahabatan.
Agama fitrah nya hadir untuk memberikan kesejukan dan kedamaian di muka bumi. Kalau agama sudah menjadi alat untuk kekerasan maka yang disalahkan bukan agama akan tetapi orang2 yang menjalankan agama.
Saya saya risau melihat apa yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Kita harus banyak belajar untuk membedakan antara Jihad dan Teror.
Terimakasih atas tulisan yang mencerahkan… Salam Persaudaraan
Salam Damai Selalu
hahahaa kamana wae bang sufi muda anu kasep
Setuju mas dengan postingan di atas, kebanyakan diantara kita hanya menjadaikan agama sebagai pengetahuan saja, sementara amalnya masih minim bahkan mungkin tidak ada, walaupun sebenarnya kita semua tahu bahwa Allah akan mengazab orang ahli agama yg tak amal terlebih dahulu sebelum mengazab para penyembah berhala.
Salaaaaaaaaaam
hehehe beneeeeeeeeer.. tidak meresap sampai bathin yaaaaaaaaaaaaa
lakum diinukum waliadiin… hebat kang 🙂
salam kenal iia… dari wong cilik 😦
biar bisa ikutan ngTOP kek kang nurding tengtop… jiahhh 😦
waaaaaaakaakakakakak.. kalau ditambah huruf t jadinya apa memangnya mas
analisisnya tajam, mendalam, dan informatif, serta sugestif, mas lambang. saya jdi sedih setiap kali mendengar sekelompok orang yang suka mengtasnamakan islam, tapi perlikunya sugguh di luar akhlaq silam yang rahmatan lil’alamiin, lebih2 yang demikian gampang memberikan stigma kafir kepada mereka yang dianggap bukan kelompoknyua. doh! semoga ramadhan bisa menjadi momen utk kritik diri agar bisa berbela rasa. btw, blog mas lambang juga sudah saya masukka ke google reader sehngga otomatis tertaur di halaman tautan, makasih mas lambang. selamat berbuka puasa.
siapa dulu dunk mas lambaaaaaaaaang anu kasep tea
Terima kasih mas Sawali atas kunjungannya.
Terima kasih sekali lagi untuk tautan melalui Google Reader-nya.
Salam Persahabatan.
ma kasih mas lambang atas kunjungannya
salam sayang
hadoooh si botol jin hejo.. memangna rumah saha.. ngagalasak pisan
Menurut Karen pula, yang terpenting bukanlah apa yang kita percayai, melainkan bagaimana kita berperilaku.
=============================================
humanismenya oke juga…
hehehe.. intinya bagaimana akhlak kita.. semua keluar dari hati yang bersih begicu yaaaaaa
waaaah satuju pisang..
Hati bersih sudah pasti perbuatan luhur
Hati kotor.. wah bisa munafik bisa pabeulit tapi dua duana ediaaaaaaaaaan
terima kasih …atas tulisannya
benar-benar mantaps
Salam Ramadhan Al Mubarok 1430 H
Salam Hangat Selalu dari AbulaMedia.com
sama sama kang ACHA ANU KASEP TEA
salam sayang
@adi isa:
Hai mas Adi, apa kabar? Ada sedikit tambahan, kita berperilaku karena ada suatu norma yang kita percayai dapat menghasilkan kebaikan.
@Abula:
Salam kenal mas.
Selamat berpuasa dan salam anget kembali.
Salam Persahabatan.
hahaha ditewakkan kieu meuni galak pisan
agama aturan hidup manusia untuk berprilaku dengan baik dan benar dan berupa ancaman dan harapan.
Ooo ini toh yang sering2 di sebut sebut si blue. salam kenal pak blog yang bagus. si tunggu di maya kami yang sederhana dan pemula
HEHEHE BLUENYA NYANG LAIN LAGI MAS MAKSUDNYA FILM TUUH HAHAHAHAHA
SALAM SAYANG SEMUANYA
waaaaaaaakakakakakak masa sih 🙄
Hihihi, botol hejo ngomong sendiri sama botol kuning…
Mau ditambahin dua botol lagi enggak? Yang merah sama biru, lengkap dengan avatarnya… hehehe…
Biar makin rame dah…
Tapi ati-ati lho, entar kalau dianggap spam sama Oom Ismet, mau komen dimana-mana langsung ketangkep…
Salam Persahabatan.
Pingback: kangBoed » Selamatan ala Oom Embun777
waaaaaaaaaakaakakakakakak
Salam kenal ah..kayaknya adem tinggal disini..hehehe
apalgai ada liat si jin botol rajin kesini.
salam kenal ya
@ Lambang
mesin waktu beneran teu..
@Blue: Oke, segera meluncur…
seluncuuuuuuuuuuuurrrrrrrrrrrrr
ketika agama menjadi alat politik.., maka itulah awal dari kehancuran umat…
ketika agama menjadi bagian akal pikiran bukan menjadi bagian hati nurani.. cilaka hancur semuanya
salam sayang
SAHABATKU RAIH FITRAH DIRI menjadi MANUSIA SEUTUHNYA UNTUK MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabat Sahabatku terchayaaaaaaaaaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Kang, ada artikel baru tuh…
Buruan pertamax….
I really enjoyed this article. Benar-benar menikmatinya. Dibaca berulang-ulang tetap tidak puas sampai mulai bekas-bekasnya mulai menempel di kelopak mata.
Seandainya ada lagi karya sejenis — pluralis, liberal, menyeluruh dan bikin ngiri setengah mati saking mengingatkan betapa sempit daya pikir saya — boleh diemailkan/ditunjukkan linknya?